Kamis, 11 Februari 2016

Pengertian Metode Just In Time



1. Pengertian Just In Time

 Beberapa ahli telah memberikan pengertian tentang just in time. Pengertian just in time menurut Gasperz (1998) adalah memproduksi output yang diperlukan pada waktu dibutuhkan oleh pelanggan dalam jumlah sesuai kebutuhan pelanggan, pada setiap tahap proses dalam sistem produksi, dengan cara yang paling ekonomis atau paling efisien. Dalam bukunya juga, Don R. Hansen, Maryanne M. Mowen (2001) menjelaskan bahwa JIT berpengaruh dalam hal mengurangi persediaan sampai pada tingkat yang sangat rendah. Usaha untuk mencapai tingkat persediaan sampai tingkat yang tidak signifikan sangat vital bagi kesuksesan JIT. Namun demikian, gagasan untuk mencapai persediaan yang tidak signifikan niscaya akan menentang alasan-alasan tradisional untuk menyimpan persediaan yang telah disebutkan sebelumnya.
JIT menolak untuk menggunakan persediaan sebagai solusi masalah-masalah tersebut di atas. JIT memecahkan masalah kinerja tepat waktu dengan cara mengurangi waktu tunggu, dan bukannya dengan meningkatkan persediaan. Waktu tunggu dalam hal ini tidak hanya sampai pesanan diterima di perusahaan, namun sampai bahan baku dioleh menjadi barang jadi (output). Waktu tunggu yang lebih singkat akan meningkatkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi permintaan pengiriman pada
Tangga yang diminta oleh pelanggan dan sekaligus dapat dengan cepat menghadapi permintaan pasar. Dengan demikian, daya saing perusahaan meningkat. JIT mengurangi waktu tunggu dengan menghindari kegagalan mesin, kerusakan bahan baku atau suku cadang, tidak tersedianya bahan baku atau suku cadang, dan dengan menggunakan proses manufaktur sel. Sel-sel manufaktur mengurangi jarak perjalanan antara mesin dan persediaan.
Dalam pengertian luas, JIT adalah suatu filosofi tepat waktu yang memusatkan pada aktivitas yang diperlukan oleh segmen-segmen internal lainnya dalam suatu organisasi. JIT mempunyai empat aspek pokok sebagai berikut:
Semua aktivitas yang tidak bernilai tambah terhadap produk atau jasa harus di eliminasi. Aktivitas yang tidak bernilai tambah meningkatkan biaya yang tidak perlu, misalnya persediaan sedapat mungkin nol.
Adanya komitmen untuk selalu meningkatkan mutu yang lebih tinggi. Sehingga produk rusak dan cacat sedapat mungkin nol, tidak memerlukan waktu dan biaya untuk pengerjaan kembali produk cacat, dan kepuasan pembeli dapat meningkat. Selalu diupayakan penyempurnaan yang berkesinambungan (Continuous Improvement) dalam meningkatkan efisiensi kegiatan. Menekankan pada penyederhanaan aktivitas dan meningkatkan pemahaman terhadap aktivitas yang bernilai tambah.
JIT dapat diterapkan dalam berbagai bidang fungsional perusahaan seperti misalnya pembelian, produksi, distribusi, administrasi dan sebagainya. Just In Time pertama kali dikembangkan di negara Jepang oleh perusahaan Toyota pada dekade yang lalu, dan kemudian diadopsi oleh banyak Perusahaan Manufaktur di Jepang dan Amerika Serikat seperti : Hewlet Packard, IBM, dan Harley Davidson. Salah satu pendekatan untuk mengeliminasi pemborosan dalam perusahaan manufaktur telah muncul yaitu suatu filosofi operasi yang disebut Just In Time.      Just In Time merupakan suatu filosofi operasi manajemen, yaitu sumber daya, termasuk material personel, dan fasilitas yang digunakan dalam keadaan tepat waktu. Menurut Krismiaji (2011:8), ide-ide yang mendukung Just In Time adalah sebagai  berikut: Sederhana adalah lebih baik. Penekanan pada kualitas dan perbaikan yang berkesinambungan.
Mempertahankan persediaan yang menjadi sumber pemborosan dan pekerjaan jelek yang tersembunyi. Setiap aktivitas atau fungsi yang tidak menambah nilai harus dihilangkan. Barang diproduksi apabila dibutuhkan.Pekerja harus berketrampilan banyak dan berpartisipasi dalam memperbaiki efisiensi dan kualitas produk.
 Sasaran utama just in time adalah meningkatkan produktivitas sistem produksi atau operasi dengan cara menghilangkan semua macam kegiatan yang tidak menambah nilai (pemborosan) bagi suatu produk. Sasaran just in time menitik beratkan pada continuos improvement untuk mencapai biaya produksi yang rendah, tingkat produktivitas yang lebih tinggi, kualitas dan realibitas produk yang lebih baik, memperbaiki waktu penyerahan.

2.   Beberapa katagori  metode Just in time
A.    Pembelian
           Pembelian JIT adalah sistem penjadwalan pengadaan barang dengan cara sedemikian rupa sehingga dapat dilakukan penyerahan segera untuk memenuhi permintaan atau penggunaan. Pembelian JIT dapat mengurangi waktu dan biaya yang berhubungan dengan aktivitas pembelian dengan cara:       Mengurangi jumlah pemasok sehingga perusahaan dapat mengurangi sumber-sumber yang dicurahkan dalam negosiasi dengan pamasoknya Mengurangi atau mengeliminasi waktu dan biaya negosiasi dengan pemasok. Memiliki pembeli atau pelanggan dengan program pembelian yang mapan. Mengeliminasi atau mengurangi kegiatan dan biaya yang tidak bernilai tambah.Mengurangi waktu dan biaya untuk program-program pemeriksaan mutu.
             Penerapan pembelian JIT dapat mempunyai pengaruh pada sistem akuntansi biaya dan manajemen dalam beberapa cara sebagai berikut:  Ketertelusuran langsung sejumlah biaya dapat ditingkatkan.  Perubahan “cost pools” yang digunakan untuk mengumpulkan biaya. Mengubah dasar yang digunakan untuk mengalokasikan biaya sehingga banyak biaya tidak langsung dapat diubah menjadi biaya langsung.  Mengurangi perhitungan dan penyajian informasi mengenai selisih harga beli secara individual. Mengurangi biaya administrasi penyelenggaraan sistem akuntansi.

B.                   Produksi
          Produksi JIT adalah sistem penjadwalan produksi komponen atau produk yang tepat waktu, mutu, dan jumlahnya sesuai dengan yang diperlukan oleh tahap produksi berikutnya atau sesuai dengan memenuhi permintaan pelanggan. Produksi JIT dapat mengurangi waktu dan biaya produksi dengan cara: Mengurangi atau meniadakan barang dalam proses dalam setiap workstation (stasiun kerja) atau tahapan pengolahan produk (konsep persediaan nol Mengurangi atau meniadakan “Lead Time” (waktu tunggu) produksi (konsep waktu tunggu. Secara berkesinambungan berusaha sekeras-kerasnya untuk mengurangi biaya setup mesin-mesin pada setiap tahapan pengolahan produk (workstation). Menekankan pada penyederhanaan pengolahan produk sehingga   Aktivitas produksi yang tidak bernilai tambah dapat dieliminasi.
             Perusahaan yang menggunakan produksi JIT dapat meningkatkan efisiensi dalam bidang: Lead time (waktu tunggu) pemanufakturan,Persediaan bahan, barang dalam proses, dan produk selesai.Waktu perpindahan,Tenaga kerja langsung dan tidak langsung Ruangan pabrik Biaya mutu Pembelian bahanPenerapan produksi JIT dapat mempunyai pengaruh pada sistem akuntansi biaya dan manajemen dalam beberapa cara sebagai berikut: Ketertelusuran langsung sejumlah biaya dapat ditingkatkan. Mengeliminasi atau mengurangi kelompok biaya (cost pools) untuk aktivitas tidak langsung,Mengurangi frekuensi perhitungan dan pelaporan informasi selisih biaya tenaga kerja dan overhead pabrik secara individual Mengurangi keterincian informasi yang di catat dalam“worktickets
 
           Pemanufakturan JIT dan Penentuan Biaya Produk Pemanufakturan JIT    menggunakan pendekatan yang lebih memusat dari pada yang ditemui dalam pemanufakturan tradisional Penggunaan sistem pemanufakturan JIT mempunyai dampak pada Meningkatkan Keterlacakan (Ketertelusuran) biaya. Meningkatkan akurasi penghitungan biaya produk.Mengurangi perlunya alokasi pusat biaya jasa (departemen jasa) Mengubah perilaku dan relatif pentingnya biaya tenaga kerja langsung.Mempengaruhi  sistem penentuan harga pokok pesanan dan proses.
      JIT Dibandingkan dengan Pemanufakturan Tradisional.  Pemanufakturan JIT adalah sistem tarikan permintaan (Demand-Pull). Tujuan pemanufakturan JIT adalah memproduksi produk hanya jika produk tersebut dibutuhkan dan hanya sebesar jumlah permintaan pembeli (pelanggan). Beberapa perbedaan pemanufakturan JIT dengan Tradisional meliputi: Persediaan Rendah Sel-sel Pemanufakturan dan Tenaga Kerja Interdisipliner Filosofi TQC (Total Qualit Control) JIT dan Ketertelusuran Biaya Overhead Dalam lingkungan JIT, beberapa aktivitas overhead yang tadinya digunakan bersama untuk lebih dari satu lini produk sekarang dapat ditelusuri secara langsung ke satu produk tunggal. Manufaktur yang berbentuk sel-sel, tanaga kerja yang terinterdisipliner, dan aktivitas jasa yang terdesentralisasi adalah karakteristik utama JIT.

C. Pemasok / Pengiriman JIT
Keberhasilan JIT tidak terlepas dari peran pemasok, oleh karena itu hubungan antara  pemasok dengan pelanggan harus dijaga dengan baik. Heizer dan Render (2004:261) mengatakan : Kemitraan JIT ada ketika pemasok dan pembeli bekerja sama dengan sebuah sasaran bertimbal balik untuk menghilangkan pemborosan dan menekan biaya. Selanjutnya Heizer dan Render (2004:262) memunculkan 4 sasaran kemitraan JIT yaitu:  
Penghilangan aktivitas yang tidak perlu. Penghapusan persediaan di pabrik.Penghapusan persediaan yang transit.Penghilangan para pemasok yang lemah JIT sangat membutuhkan hubungan khusus antara pemasok dengan perusahaan pembeli dimana kedua belah pihak dituntut untuk bekerja sama untuk mencapai keberhasilan bersama dimasa yang akan datang.   Adapun karakteristik menurut Tjahjadi (2001:232) hubungan antara pemasok JIT dengan perusahaan pembeli meliputi:Kontrak jangka panjang.Meningkatnya akurasi administrasi pesanan.Meningkatnya kualitas. Fleksibilitas pesanan pengiriman jumlah kecil dengan frekuensi pengiriman yang banyak. Perbaikan berkesinambungan dalam bekerjasama.  Perusahaan pembeli harus bisa mencari pemasok terpercaya yang dapat mengirimkan barang berkualitas, dengan jumlah dan waktu yang telah ditentukan. Dalam banyak kasus perusahaan pembeli menetapkan jadwal jam pengiriman, bahkan menit pengiriman juga telah ditentukan. Kegagalan pemenuhan jadwal yang dipesan akan berakibat fatal, yaitu berhentinya produksi Tjahjadi (2001:229). Dari uraian diatas maka indikator pemasok yang dapat dimunculkan adalah : mendukung hubungan dengan para pemasok, penyerahan barang berkualitas tepat waktu.

2.10.3  Tujuan dan Manfaat Just In Time
Menurut Hansen dan Mowen (2001:412) tujuan Just In Time memiliki dua tujuan strategis yaitu: untuk meningkatkan keuntungan dan memperbaiki daya saing perusahaan. Kedua tujuan ini dicapai dengan mengontrol biaya-biaya (memungkinkan terbentuknya harga yang berdaya saing lebih baik dan meningkatkan keuntungan), memperbaiki kerja pengiriman, dan juga kualitas. Tujuan Just In Time adalah menghasilkan sebuah produk hanya ketika dibutuhkan dan hanya dalam kuantitas yang diminta oleh para pelanggan. (Simamora, 2002:108). Menurut Krismiaji, (2011:125) tujuan utama Just In Time adalah untuk menghasilkan produk hanya jika diperlukan dan hanya menghasilkan kuantitas produk sebanyak yang diminta pelanggan. Manfaat utama sistem Just In Time adalah akan mengubah daya telusur biaya, meningkatkan akurasi penentuan kos produk, menurunkan kebutuhan alokasi biaya tak langsung, mengubah perilaku dan kepentingan relatif biaya tenaga kerja langsung, dan mempengaruhi sistem penentuan kos pesanan dan kos proses.
Tunggal (1998:71) terdapat 2 manfaat yang dapat ditemukan dari Just In Time antara lain: Manfaat tangibles, yaitu: Turn over pembelian bahan baku/suku cadang bertambah. Ketepatan pengiriman meningkat. Lead time  pengiriman berkurang.Pekerjaan ekspedisi berkurang. Waktu implementasi perubahan-perubahan oleh pemasok berkurang. (Manfaat intangibles, yaitu: Memperbaiki kualitas produk. Berhasil mendorong pemasok memenuhi kualitas yang diperlukan.Memperbaiki produktivitas. Jadwal produksi yang lebih baik.  Mengurangi keperluan untuk menginspeksi barang-barang yang masuk. Meningkatkan efisiensi. Memperbaiki posisi kompetitif. Memperbaiki desain produk. Memperbaiki moralitas dalam produksi. Lebih banyak kontak personal dengan pemasok. Mengurangi pekerjaan klerikal. produk akhir dan memperbaiki hubungan kerja antara pelanggan dengan pemasok / pengiriman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar