1. Pengertian
Just In Time
Beberapa
ahli telah memberikan pengertian tentang just
in time. Pengertian just in
time menurut Gasperz (1998) adalah memproduksi output yang diperlukan
pada waktu dibutuhkan oleh pelanggan dalam jumlah sesuai kebutuhan pelanggan,
pada setiap tahap proses dalam sistem produksi, dengan cara yang paling
ekonomis atau paling efisien. Dalam bukunya juga, Don R. Hansen, Maryanne M.
Mowen (2001) menjelaskan bahwa JIT berpengaruh dalam hal mengurangi persediaan
sampai pada tingkat yang sangat rendah. Usaha untuk mencapai tingkat persediaan
sampai tingkat yang tidak signifikan sangat vital bagi kesuksesan JIT. Namun
demikian, gagasan untuk mencapai persediaan yang tidak signifikan niscaya akan
menentang alasan-alasan tradisional untuk menyimpan persediaan yang telah
disebutkan sebelumnya.
JIT
menolak untuk menggunakan persediaan sebagai solusi masalah-masalah tersebut di
atas. JIT memecahkan masalah kinerja tepat waktu dengan cara mengurangi waktu
tunggu, dan bukannya dengan meningkatkan persediaan. Waktu tunggu dalam hal ini
tidak hanya sampai pesanan diterima di perusahaan, namun sampai bahan baku
dioleh menjadi barang jadi (output).
Waktu tunggu yang lebih singkat akan meningkatkan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi permintaan pengiriman pada
Tangga
yang diminta oleh pelanggan dan sekaligus dapat dengan cepat menghadapi
permintaan pasar. Dengan demikian, daya saing perusahaan meningkat. JIT
mengurangi waktu tunggu dengan menghindari kegagalan mesin, kerusakan bahan
baku atau suku cadang, tidak tersedianya bahan baku atau suku cadang, dan
dengan menggunakan proses manufaktur sel. Sel-sel manufaktur mengurangi jarak
perjalanan antara mesin dan persediaan.
Dalam
pengertian luas, JIT adalah suatu filosofi tepat waktu yang memusatkan pada
aktivitas yang diperlukan oleh segmen-segmen internal lainnya dalam suatu
organisasi. JIT mempunyai empat aspek pokok sebagai berikut:
Semua
aktivitas yang tidak bernilai tambah terhadap produk atau jasa harus di
eliminasi. Aktivitas yang tidak bernilai tambah meningkatkan biaya yang tidak perlu,
misalnya persediaan sedapat mungkin nol.
Adanya
komitmen untuk selalu meningkatkan mutu yang lebih tinggi. Sehingga produk
rusak dan cacat sedapat mungkin nol, tidak memerlukan waktu dan biaya untuk
pengerjaan kembali produk cacat, dan kepuasan pembeli dapat meningkat. Selalu
diupayakan penyempurnaan yang berkesinambungan (Continuous Improvement) dalam
meningkatkan efisiensi kegiatan. Menekankan pada penyederhanaan aktivitas dan
meningkatkan pemahaman terhadap aktivitas yang bernilai tambah.
JIT
dapat diterapkan dalam berbagai bidang fungsional perusahaan seperti misalnya
pembelian, produksi, distribusi, administrasi dan sebagainya. Just In Time pertama kali dikembangkan di negara Jepang oleh perusahaan Toyota
pada dekade yang lalu, dan kemudian diadopsi oleh banyak Perusahaan Manufaktur
di Jepang dan Amerika Serikat seperti : Hewlet Packard, IBM, dan Harley
Davidson. Salah satu pendekatan untuk mengeliminasi pemborosan dalam perusahaan
manufaktur telah muncul yaitu suatu filosofi operasi yang disebut Just In Time. Just
In Time merupakan suatu filosofi operasi manajemen, yaitu sumber daya,
termasuk material personel, dan fasilitas yang digunakan dalam keadaan tepat
waktu. Menurut Krismiaji (2011:8), ide-ide yang mendukung Just In Time adalah sebagai berikut: Sederhana adalah lebih baik.
Penekanan pada kualitas dan perbaikan yang berkesinambungan.
Mempertahankan persediaan yang menjadi
sumber pemborosan dan pekerjaan jelek yang tersembunyi. Setiap aktivitas atau
fungsi yang tidak menambah nilai harus dihilangkan. Barang diproduksi apabila
dibutuhkan.Pekerja harus berketrampilan banyak dan berpartisipasi dalam
memperbaiki efisiensi dan kualitas produk.
Sasaran utama just in time adalah meningkatkan produktivitas sistem
produksi atau operasi dengan cara menghilangkan semua macam kegiatan yang tidak
menambah nilai (pemborosan) bagi suatu produk. Sasaran just in time menitik beratkan pada continuos improvement untuk
mencapai biaya produksi yang rendah, tingkat produktivitas yang lebih tinggi,
kualitas dan realibitas produk yang lebih baik, memperbaiki waktu penyerahan.
2. Beberapa katagori metode Just
in time
A.
Pembelian
Pembelian JIT adalah sistem penjadwalan pengadaan barang dengan cara sedemikian rupa sehingga dapat dilakukan penyerahan segera untuk memenuhi permintaan atau penggunaan. Pembelian JIT dapat mengurangi waktu dan biaya yang berhubungan dengan aktivitas pembelian dengan cara: Mengurangi jumlah pemasok sehingga perusahaan dapat mengurangi sumber-sumber yang dicurahkan dalam negosiasi dengan pamasoknya Mengurangi atau mengeliminasi waktu dan biaya negosiasi dengan pemasok. Memiliki pembeli atau pelanggan dengan program pembelian yang mapan. Mengeliminasi atau mengurangi kegiatan dan biaya yang tidak bernilai tambah.Mengurangi waktu dan biaya untuk program-program pemeriksaan mutu.
Pembelian JIT adalah sistem penjadwalan pengadaan barang dengan cara sedemikian rupa sehingga dapat dilakukan penyerahan segera untuk memenuhi permintaan atau penggunaan. Pembelian JIT dapat mengurangi waktu dan biaya yang berhubungan dengan aktivitas pembelian dengan cara: Mengurangi jumlah pemasok sehingga perusahaan dapat mengurangi sumber-sumber yang dicurahkan dalam negosiasi dengan pamasoknya Mengurangi atau mengeliminasi waktu dan biaya negosiasi dengan pemasok. Memiliki pembeli atau pelanggan dengan program pembelian yang mapan. Mengeliminasi atau mengurangi kegiatan dan biaya yang tidak bernilai tambah.Mengurangi waktu dan biaya untuk program-program pemeriksaan mutu.
Penerapan pembelian JIT dapat mempunyai pengaruh
pada sistem akuntansi biaya dan manajemen dalam beberapa cara sebagai berikut: Ketertelusuran langsung sejumlah biaya dapat
ditingkatkan. Perubahan “cost
pools” yang digunakan untuk mengumpulkan biaya. Mengubah dasar yang
digunakan untuk mengalokasikan biaya sehingga banyak biaya tidak langsung dapat
diubah menjadi biaya langsung. Mengurangi
perhitungan dan penyajian informasi mengenai selisih harga beli secara
individual. Mengurangi biaya administrasi penyelenggaraan sistem akuntansi.
B.
Produksi
Produksi JIT adalah sistem penjadwalan produksi komponen atau produk yang tepat waktu, mutu, dan jumlahnya sesuai dengan yang diperlukan oleh tahap produksi berikutnya atau sesuai dengan memenuhi permintaan pelanggan. Produksi JIT dapat mengurangi waktu dan biaya produksi dengan cara: Mengurangi atau meniadakan barang dalam proses dalam setiap workstation (stasiun kerja) atau tahapan pengolahan produk (konsep persediaan nol Mengurangi atau meniadakan “Lead Time” (waktu tunggu) produksi (konsep waktu tunggu. Secara berkesinambungan berusaha sekeras-kerasnya untuk mengurangi biaya setup mesin-mesin pada setiap tahapan pengolahan produk (workstation). Menekankan pada penyederhanaan pengolahan produk sehingga Aktivitas produksi yang tidak bernilai tambah dapat dieliminasi.
Perusahaan yang menggunakan produksi JIT dapat meningkatkan efisiensi dalam bidang: Lead time (waktu tunggu) pemanufakturan,Persediaan bahan, barang dalam proses, dan produk selesai.Waktu perpindahan,Tenaga kerja langsung dan tidak langsung Ruangan pabrik Biaya mutu Pembelian bahanPenerapan produksi JIT dapat mempunyai pengaruh pada sistem akuntansi biaya dan manajemen dalam beberapa cara sebagai berikut: Ketertelusuran langsung sejumlah biaya dapat ditingkatkan. Mengeliminasi atau mengurangi kelompok biaya (cost pools) untuk aktivitas tidak langsung,Mengurangi frekuensi perhitungan dan pelaporan informasi selisih biaya tenaga kerja dan overhead pabrik secara individual Mengurangi keterincian informasi yang di catat dalam“worktickets”
Produksi JIT adalah sistem penjadwalan produksi komponen atau produk yang tepat waktu, mutu, dan jumlahnya sesuai dengan yang diperlukan oleh tahap produksi berikutnya atau sesuai dengan memenuhi permintaan pelanggan. Produksi JIT dapat mengurangi waktu dan biaya produksi dengan cara: Mengurangi atau meniadakan barang dalam proses dalam setiap workstation (stasiun kerja) atau tahapan pengolahan produk (konsep persediaan nol Mengurangi atau meniadakan “Lead Time” (waktu tunggu) produksi (konsep waktu tunggu. Secara berkesinambungan berusaha sekeras-kerasnya untuk mengurangi biaya setup mesin-mesin pada setiap tahapan pengolahan produk (workstation). Menekankan pada penyederhanaan pengolahan produk sehingga Aktivitas produksi yang tidak bernilai tambah dapat dieliminasi.
Perusahaan yang menggunakan produksi JIT dapat meningkatkan efisiensi dalam bidang: Lead time (waktu tunggu) pemanufakturan,Persediaan bahan, barang dalam proses, dan produk selesai.Waktu perpindahan,Tenaga kerja langsung dan tidak langsung Ruangan pabrik Biaya mutu Pembelian bahanPenerapan produksi JIT dapat mempunyai pengaruh pada sistem akuntansi biaya dan manajemen dalam beberapa cara sebagai berikut: Ketertelusuran langsung sejumlah biaya dapat ditingkatkan. Mengeliminasi atau mengurangi kelompok biaya (cost pools) untuk aktivitas tidak langsung,Mengurangi frekuensi perhitungan dan pelaporan informasi selisih biaya tenaga kerja dan overhead pabrik secara individual Mengurangi keterincian informasi yang di catat dalam“worktickets”
Pemanufakturan JIT dan Penentuan
Biaya Produk Pemanufakturan JIT menggunakan
pendekatan yang lebih memusat dari pada yang ditemui dalam pemanufakturan tradisional
Penggunaan sistem pemanufakturan JIT mempunyai dampak pada Meningkatkan Keterlacakan
(Ketertelusuran) biaya. Meningkatkan akurasi penghitungan biaya produk.Mengurangi
perlunya alokasi pusat biaya jasa (departemen jasa) Mengubah perilaku dan
relatif pentingnya biaya tenaga kerja langsung.Mempengaruhi sistem penentuan harga pokok pesanan dan
proses.
JIT
Dibandingkan dengan Pemanufakturan Tradisional. Pemanufakturan JIT adalah sistem tarikan
permintaan (Demand-Pull). Tujuan pemanufakturan JIT adalah memproduksi
produk hanya jika produk tersebut dibutuhkan dan hanya sebesar jumlah permintaan
pembeli (pelanggan). Beberapa perbedaan pemanufakturan JIT dengan Tradisional
meliputi: Persediaan Rendah Sel-sel Pemanufakturan dan Tenaga Kerja
Interdisipliner Filosofi TQC (Total Qualit Control) JIT dan
Ketertelusuran Biaya Overhead Dalam lingkungan JIT,
beberapa aktivitas overhead yang tadinya digunakan bersama untuk lebih dari satu
lini produk sekarang dapat ditelusuri secara langsung ke satu produk tunggal.
Manufaktur yang berbentuk sel-sel, tanaga kerja yang terinterdisipliner, dan
aktivitas jasa yang terdesentralisasi adalah karakteristik utama JIT.
C. Pemasok
/ Pengiriman JIT
Keberhasilan JIT tidak terlepas dari
peran pemasok, oleh karena itu hubungan antara pemasok dengan
pelanggan harus dijaga dengan baik. Heizer dan Render (2004:261) mengatakan : Kemitraan JIT ada ketika pemasok dan pembeli
bekerja sama dengan sebuah sasaran bertimbal
balik untuk menghilangkan pemborosan dan menekan biaya. Selanjutnya Heizer dan Render (2004:262) memunculkan 4 sasaran
kemitraan JIT yaitu:
Penghilangan
aktivitas yang tidak perlu. Penghapusan persediaan di
pabrik.Penghapusan persediaan yang transit.Penghilangan
para pemasok yang lemah JIT sangat membutuhkan
hubungan khusus antara pemasok dengan perusahaan pembeli dimana kedua belah pihak dituntut untuk bekerja sama untuk
mencapai keberhasilan bersama dimasa yang akan
datang. Adapun karakteristik
menurut Tjahjadi (2001:232) hubungan antara pemasok JIT dengan perusahaan pembeli meliputi:Kontrak jangka panjang.Meningkatnya
akurasi administrasi pesanan.Meningkatnya kualitas.
Fleksibilitas pesanan pengiriman jumlah kecil dengan frekuensi pengiriman yang
banyak. Perbaikan berkesinambungan dalam
bekerjasama. Perusahaan pembeli harus bisa mencari pemasok terpercaya
yang dapat mengirimkan barang berkualitas,
dengan jumlah dan waktu yang telah ditentukan. Dalam banyak kasus perusahaan pembeli menetapkan jadwal jam pengiriman, bahkan
menit pengiriman juga telah ditentukan.
Kegagalan pemenuhan jadwal yang dipesan akan berakibat fatal, yaitu berhentinya produksi Tjahjadi (2001:229). Dari uraian
diatas maka indikator pemasok yang dapat
dimunculkan adalah : mendukung hubungan dengan para pemasok, penyerahan barang
berkualitas tepat waktu.
2.10.3 Tujuan dan Manfaat
Just In Time
Menurut Hansen dan Mowen (2001:412)
tujuan Just In Time memiliki
dua tujuan strategis yaitu: untuk meningkatkan keuntungan dan memperbaiki daya
saing perusahaan. Kedua tujuan ini dicapai dengan mengontrol biaya-biaya
(memungkinkan terbentuknya harga yang berdaya saing lebih baik dan meningkatkan
keuntungan), memperbaiki kerja pengiriman, dan juga kualitas. Tujuan Just In Time adalah
menghasilkan sebuah produk hanya ketika dibutuhkan dan hanya dalam kuantitas
yang diminta oleh para pelanggan. (Simamora, 2002:108). Menurut Krismiaji,
(2011:125) tujuan utama Just In Time
adalah untuk menghasilkan produk hanya jika diperlukan dan hanya
menghasilkan kuantitas produk sebanyak yang diminta pelanggan. Manfaat utama
sistem Just In Time adalah
akan mengubah daya telusur biaya, meningkatkan akurasi penentuan kos produk, menurunkan
kebutuhan alokasi biaya tak langsung, mengubah perilaku dan kepentingan relatif
biaya tenaga kerja langsung, dan mempengaruhi sistem penentuan kos pesanan dan
kos proses.
Tunggal (1998:71) terdapat 2 manfaat
yang dapat ditemukan dari Just In Time antara lain: Manfaat tangibles, yaitu: Turn over pembelian bahan baku/suku
cadang bertambah. Ketepatan pengiriman meningkat. Lead time pengiriman berkurang.Pekerjaan ekspedisi
berkurang. Waktu implementasi perubahan-perubahan oleh pemasok berkurang. (Manfaat
intangibles, yaitu: Memperbaiki
kualitas produk. Berhasil mendorong pemasok memenuhi kualitas yang
diperlukan.Memperbaiki produktivitas. Jadwal produksi yang lebih baik. Mengurangi keperluan untuk menginspeksi
barang-barang yang masuk. Meningkatkan efisiensi. Memperbaiki posisi
kompetitif. Memperbaiki desain produk. Memperbaiki moralitas dalam produksi. Lebih
banyak kontak personal dengan pemasok. Mengurangi pekerjaan klerikal. produk akhir dan memperbaiki hubungan
kerja antara pelanggan dengan pemasok / pengiriman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar